Tiarayang mengenakan gaun berwarna putih terlihat bak bidadari turun dari kayangan. foto: Instagram/@tiaraandini. 2. Ranty Maria sukses bikin pangling. Naysila Mirdad terlihat bak putri dongeng saat pemotrtan. Gayanya yang elegan ini membuatnya semakin memukau. foto: Instagram/@fdphotography90. 10. Ersya Aurelia tampil seolah bidadari dari
Pada jaman dahulu hidup seorang pemuda bernama Jaka Tarub di sebuah desa di daerah Jawa Tengah. Ia tinggal bersama ibunya yang biasa dipanggil Mbok Milah. Ayahnya sudah lama meninggal. Sehari hari Jaka Tarub dan Mbok Milah bertani padi di sawah. Pada suatu malam, ditengah tidurnya yang lelap, Jaka Tarub bermimpi mendapat istri seorang bidadari nan cantik jelita dari kayangan. Begitu terbangun dan menyadari bahwa itu semua hanya mimpi, Jaka Tarub tersenyum sendiri. Walaupun demikian, mimpi indah barusan masih terbayang dalam ingatannya. Jaka Tarub tidak dapat tidur lagi. Ia keluar dan duduk di ambengan depan rumahnya sambil menatap bintang bintang di langit. Tak terasa ayam jantan berkokok tanda hari sudah pagi. Mbok Milah yang baru terjaga menyadari kalau Jaka Tarub tidak ada di rumah. Begitu ia melihat keluar jendela, dilihatnya anak semata wayangnya sedang melamun. “Apa yang dilamunkan anakku itu”, pikir Mbok Milah. Ia menebak mungkin Jaka Tarub sedang memikirkan untuk segera berumah tangga. Usianya sudah lebih dari cukup. Teman teman sebayanyapun rata rata telah menikah. Pikirannya itu membuat Mbok Milah berniat untuk membantu Jaka Tarub menemukan istri. Siang hari ketika Mbok Milah sedang berada di sawah, tiba tiba datang Pak Ranu pemilik sawah sebelah menghampirinya. “Mbok Milah, mengapa anakmu sampai saat ini belum menikah juga ?”, tanya Pak Ranu membuka percakapan. “Entahlah”, kata Mbok Milah sambil mengingat kejadian tadi pagi. “Ada apa kau menanyakan itu Pak Ranu ?”, tanya Mbok Milah. Ia sedikit heran kenapa Pak Ranu tertarik dengan kehidupan pribadi anaknya. “Tidak apa apa Mbok Milah. Aku bermaksud menjodohkan anakmu dengan anakku Laraswati”, jawab Pak Ranu. Mbok Milah terkejut mendengar niat Pak Ranu yang baru saja diutarakan. Ia sangat senang. Laraswati adalah seorang gadis perparas cantik yang tutur katanya lemah lembut. Ia yakin kalau Jaka Tarub mau menjadikan Laraswati sebagai istrinya. Walaupun demikian Mbok Milah tidak ingin mendahului anaknya untuk mengambil keputusan. Biar bagaimanapun ia menyadari kalau Jaka Tarub sudah dewasa dan mempunyai keinginan sendiri. “Aku setuju Pak Ranu. Tapi sebaiknya kita bertanya dulu pada anak kita masing masing”, kata Mbok Milah bijak. Pak Ranu mengangguk angguk. Ia pikir apa yang dikatakan Mbok Milah benar adanya. Hari berganti hari. Mbok Milah belum juga menemukan waktu yang tepat untuk membicarakan rencana perjodohan Jaka Tarub dan Laraswati. Ia takut Jaka Tarub tersinggung. Mungkin juga Jaka Tarub telah memiliki calon istri yang belum dikenalkan padanya. Lama kelamaan Mbok Milah lupa akan niatnya semula. Jaka Tarub adalah seorang pemuda yang sangat senang berburu. Ia juga seorang pemburu yang handal. Keahliannya itu diperolehnya dari mendiang ayahnya. Jaka Tarub seringkali diajak berburu oleh ayahnya sedari kecil. Pagi itu Jaka Tarub telah siap berburu ke hutan. Busur, panah, pisau dan pedang telah disiapkannya. Iapun pamit pada ibunya. Mbok Milah terlihat biasa biasa saja melepaskan kepergian Jaka Tarub. Ia berharap anaknya itu akan membawa pulang seekor menjangan besar yang bisa mereka makan beberapa hari ke depan. Tak lama kemudian Mbok Milah masuk ke kamarnya. Ia bermaksud beristrihat sejenak sebelum berangkat ke sawah. Maklumlah, Mbok Milah sudah tua. Tak memakan waktu lama di tengah hutan, Jaka tarub berhasil memanah seekor menjangan. Hatinya senang. Segera saja ia memanggul menjangan itu dan bermaksud segera pulang. Nasib sial rupanya datang menghampiri. Tengah asyik berjalan, tiba tiba muncul seekor macan tutul di hadapan Jaka Tarub. Macan itu mengambil ancang ancang untuk menyerang. Jaka tarub panik. Ia segera melepaskan menjangan yang dipanggulnya dan mencabut pedang dari pinggangnya. Sang macan bergerak sangat cepat. Ia segera menggigit menjangan itu dan membawanya pergi. Jaka Tarub terduduk lemas. Bukan hanya kaget atas peristiwa yang baru dialaminya, iapun merasa heran. Baru kali ini nasibnya sesial ini. Hewan buruan sudah ditangan malah dimangsa binatang buas. “Pertanda apa ini ?”, pikirnya. Jaka Tarub segera menepis pikiran buruk yang melintas di benaknya. Setelah beristirahat sejenak, ia segera berjalan lagi. Nasib sial belum mau meninggalkan Jaka tarub. Setelah berjalan dan menunggu beberapa kali, tak seekor hewan buruanpun yang melintas. Matahari makin meninggi. Jaka Tarub merasa lapar. Tak ada bekal yang dibawanya karena ia memang yakin tak akan selama ini berada di hutan. Akhirnya Jaka Tarub memutuskan untuk pulang walau dengan tangan hampa. Ketika Jaka Tarub mulai memasuki desanya, ia heran melihat banyak orang yang berjalan tergesa gesa menuju ke arah yang sama. Bahkan ada beberapa orang yang berpapasan dengannya terlihat terkejut. Walaupun merasa heran Jaka Tarub enggan untuk bertanya. Rasa lapar yang menderanya membuat Jaka Tarub ingin cepat cepat sampai di rumah. Jaka Tarub tertegun memandang rumahnya yang sudah nampak dari kejauhan. Banyak orang berkerumun di depan rumahnya. Bahkan orang orang yang tadi dilihatnya berjalan tergesa gesa ternyata menuju ke rumahnya juga. “Ada apa ya ?”, pikirnya. Jaka Tarub mulai tidak enak hati. Ia segera berlari menuju rumahnya. “Ada apa ini ?”, tanya Jaka Tarub setengah berteriak. Orang orang terkejut dan menoleh kearahnya. Pak Ranu yang memang menunggu kedatangan Jaka Tarub sedari tadi langsung menghampiri dan menepuk nepuk bahu Jaka Tarub. “Sabar nak..”, katanya sambil membimbing Jaka Tarub memasuki rumah. Mata Jaka Tarub langsung tertuju pada sesosok tubuh yang terbujur kaku diatas dipan di ruang tengah. Beberapa detik kemudian Jaka Tarub menyadari kalau ibunya telah meninggal. Jaka Tarub tak sanggup menahan air mata. Inilah bukti atas firasat buruk yang kurasakan sejak pagi, pikirnya. Jaka Tarub tak sanggup berbuat apa apa. Ia hanya termenung memandang wajah Mbok Milah. Cerita Pak Ranu bahwa istrinya yang menemukan Mbok Milah telah meninggal dunia dalam tidurnya tadi pagi tak dihiraukannya. Ia merenungi nasibnya yang kini sebatang kara. Jaka Tarub juga menyesal belum memenuhi keinginan ibunya melihat ia berumah tangga dan menimang cucu. Tapi semua tinggal kenangan. Kini ibunya telah beristirahat dengan tenang. Sepeninggal ibunya, Jaka Tarub mengisi hari harinya dengan berburu. Hampir setiap hari ia berburu ke hutan. Hasil buruannya selalu ia bagi bagikan ke tetangga. Hanya dengan berburu, Jaka Tarub bisa melupakan kesedihannya. Seperti pagi itu, Jaka Tarub telah bersiap siap untuk berangkat berburu. Dengan santai ia berjalan menuju Hutan Wanawasa karena hari masih pagi. Ketika sampai di hutanpun Jaka tarub hanya menunggu hewan buruan lewat di depannya. Tak terasa hari sudah siang. Tak satupun hewan buruan yang didapat Jaka Tarub. Ia justru lebih banyak melamun. Karena rasa haus yang baru dirasakannya, Jaka Tarub melangkahkan kakinya kea rah danau. Danau yang terletak di tengah Hutan Wanawasa itu dikenal masyarakat sebagai Danau Toyawening. Ketika hampir sampai di danau itu, Jaka Tarub menghentikan langkah kakinya. Telinganya menangkap suara gadis gadis yang sedang bersenda gurau. “Mungkin ini hanya hayalanku saja”, pikirnya heran.”Mana mungkin ada gadis gadis bermain main di tengah hutan belantara begini ?”. Dengan mengendap endap Jaka Tarub melangkahkan kakinya lagi menuju Danau Toyawening. Suara tawa gadis gadis itu makin jelas terdengar. Jaka Tarub mengintip dari balik pohon besar kearah danau. Alangkah terkejutnya Jaka Tarub menyaksikan tujuh orang gadis cantik sedang mandi di Danau Toyawening. Jantungnya berdegub makin kencang. Jaka Tarub memperhatikan satu satu gadis di danau itu. Semuanya berparas sangat cantik. Dari percakapan mereka, Jaka Tarub tahu kalau tujuh orang gadis itu adalah bidadari yang turun dari kayangan. “Apakah ini arti mimpiku waktu itu ?”, pikirnya senang. Mata Jaka Tarub melihat tumpukan pakaian bidadari di atas sebuah batu besar di pinggir danau. Semua pakaian itu memiliki warna yang berbeda. “Jika aku mengambil salah satu pakaian bidadari ini, tentu yang punya tidak akan dapat kembali ke kayangan”, gumam Jaka Tarub. Wajahnya dihiasi senyum manakala membayangkan sang bidadari yang bajunya ia curi akan bersedia menjadi istrinya. Dengan hati hati Jaka Tarub berjalan menghampiri tumpukan baju itu. Ia berjalan sangat perlahan. Jika para bidadari itu menyadari kehadirannya, tentu semua rencananya akan buyar. Jaka Tarub memilih baju berwarna merah. Setelah berhasil, Jaka Tarub buru buru menyelinap ke balik semak semak. Tiba tiba seorang dari bidadari itu berkata “, Ayo kita pulang sekarang. Hari sudah sore”. “Ya benar. Sebaiknya kita pulang sekarang sebelum matahari terbenam”, tambah yang lain. Para bidadari itu keluar dari danau dan mengenakan pakaian mereka masing masing. “Dimana bajuku ?”, teriak salah seorang bidadari. “Siapa yang mengambil bajuku ?”, tanyanya dengan suara bergetar menahan tangis. “Dimana kau taruh bajumu Nawangwulan ?”, tanya seorang bidadari kepadanya. “Disini. Sama dengan baju kalian..”, Nawangwulan menjawab sambil menangis. Ia terlihat sangat panik. Tanpa bajunya, mana mungkin ia bisa pulang ke Kayangan. Apalagi selendang yang dipakainya untuk terbang ikut raib juga. Karena Nawangwulan tidak menemukan bajunya, ia segera masuk kembali ke Danau Toyawening. Teman temannya yang lain membantu mencari baju Nawangwulan. Usaha mereka sia sia karena baju Nawangwulan sudah dibawa pulang Jaka Tarub ke rumahnya. Akhirnya seorang bidadari berkata “Nawangwulan, maafkan kami. Kami harus segera pulang ke kayangan dan meninggalkanmu disini. Hari sudah menjelang sore”. Nawangwulan tidak dapat berbuat apa apa. Ia hanya bisa mengangguk dan melambaikan tangan kepada keenam temannya yang terbang perlahan meninggalkan Danau Toyawening. “Mungkin memang nasibku untuk menjadi penghuni bumi”, pikir Nawangwulan sambil mencucurkan air mata. Nawangwulan kelihatan putus asa. Tiba tiba tanpa sadar ia berucap “Barangsiapa yang bisa memberiku pakaian akan kujadikan saudara bila ia perempuan, tapi bila ia laki laki akan kujadikan suamiku”. Jaka Tarub yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Nawangwulan dari balik pohon tersenyum senang. “Akhirnya mimpiku menjadi kenyataan”, pikirnya. Jaka Tarub keluar dari persembunyiannya dan berjalan kearah danau. Ia membawa baju mendiang ibunya yang diambilnya ketika pulang tadi. Jaka Tarub segera meletakkan baju yang dibawanya diatas sebuah batu besar seraya berkata “Aku Jaka Tarub. Aku membawakan pakaian yang kau butuhkan. Ambillah dan pakailah segera. Hari sudah hampir malam”. Jaka Tarub meninggalkan Nawangwulan dan menunggu di balik pohon besar tempatnya bersembunyi. Tak lama kemudian Nawangwulan datang menemuinya. “Aku Nawangwulan. Aku bidadari dari kayangan yang tidak bisa kembali kesana karena bajuku hilang”, kata Nawangwulan memperkenalkan diri. Ia memenuhi kata kata yang diucapkannya tadi. Tanpa ragu Nawangwulan bersedia menerima Jaka Tarub sebagai suaminya. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa rumah tangga Jaka Tarub dan Nawangwulan telah dikaruniai seorang putri yang diberi nama Nawangsih. Tak seorangpun penduduk desa yang mencurigai siapa sebenarnya Nawangwulan. Jaka Tarub mengakui istrinya itu sebagai gadis yang berasal dari sebuah desa yang jauh dari kampungnya. Sejak menikah dengan Nawangwulan, Jaka Tarub merasa sangat bahagia. Namun ada satu hal yang mengganggu pikirannya selama ini. Jaka Tarub merasa heran mengapa padi di lumbung mereka kelihatannya tidak berkurang walau dimasak setiap hari. Lama lama tumpukan padi itu semakin meninggi. Panen yang diperoleh secara teratur membuat lumbung mereka hampir tak muat lagi menampungnya. Pada suatu pagi, Nawangwulan hendak mencuci ke sungai. Ia menitipkan Nawangsih pada Jaka Tarub. Nawangwulan juga mengingatkan suaminya itu untuk tidak membuka tutup kukusan nasi yang sedang dimasaknya. Ketika sedang asyik bermain dengan Nawangsih yang saat itu berumur satu tahun, Jaka Tarub teringat akan nasi yang sedang dimasak istrinya. Karena terasa sudah lama, Jaka Tarub hendak melihat apakah nasi itu sudah matang. Tanpa sadar Jaka Tarub membuka kukusan nasi itu. Ia lupa akan pesan Nawangwulan. Betapa terkejutnya Jaka Tarub demi melihat isi kukusan itu. Nawangwulan hanya memasak setangkai padi. Ia langsung teringat akan persediaan padi mereka yang semakin lama semakin banyak. Terjawab sudah pertanyaannya selama ini. Nawangwulan yang rupanya telah sampai di rumah menatap marah kepada suaminya di pintu dapur. “Kenapa kau melanggar pesanku Mas ?”, tanyanya berang. Jaka Tarub tidak bisa menjawab. Ia hanya terdiam. “Hilanglah sudah kesaktianku untuk merubah setangkai padi menjadi sebakul nasi”, lanjut Nawangwulan. “Mulai sekarang aku harus menumbuk padi untuk kita masak. Karena itu Mas harus menyediakan lesung untukku”. Jaka Tarub menyesali perbuatannya. Tapi apa mau dikata, semua sudah terlambat. Mulai hari itu Nawangwulan selalu menumbuk padi untuk dimasak. Mulailah terlihat persediaan padi mereka semakin lama semakin menipis. Bahkan sekarang padi itu sudah tinggal tersisa di dasar lumbung. Seperti biasa pagi itu Nawangwulan ke lumbung yang terletak di halaman belakang untuk mengambil padi. Ketika sedang menarik batang batang padi yang tersisa sedikit itu, Nawangwulan merasa tangannya memegang sesuatu yang lembut. Karena penasaran, Nawangwulan terus menarik benda itu. Wajah Nawangwulan seketika pucat pasi menatap benda yang baru saja berhasil diraihnya. Baju bidadari dan selendangnya yang berwarna merah.. !! Bermacam perasaan berkecamuk di hatinya. Nawangwulan merasa dirinya ditipu oleh Jaka Tarub yang sekarang telah menjadi suaminya. Ia sama sekali tidak menyangka ternyata orang yang tega mencuri bajunya adalah Jaka Tarub. Segera saja keinginan yang tidak pernah hilang dari hatinya menjadi begitu kuat. Nawangwulan ingin pulang ke asalnya, kayangan. Sore hari ketika Jaka Tarub kembali ke rumahnya, ia tidak mendapati Nawangwulan dan anak mereka Nawangsih. Jaka Tarub mencari sambil berteriak memanggil Nawangwulan, yang dicari tak jua menjawab. Saat itu matahari sudah mulai tenggelam. Tiba tiba Jaka Tarub yang sedang berdiri di halaman rumah melihat sesuatu melayang menuju ke arahnya. Dia mengamatinya sesaat. Jaka Tarub terpana. Beberapa saat kemudian ia mengenali ternyata yang dilihatnya adalah Nawangwulan yang menggendong Nawangsih. Nawangwulan terlihat sangat cantik dengan baju bidadari lengkap dengan selendangnya. Jaka Tarub merasa dirinya gemetar. Ia sama sekali tidak menyangka kalau Nawangwulan berhasil menemukan kembali baju bidadarinya. Hal ini berarti rahasianya telah terbongkar. “Kenapa kau tega melakukan ini padaku Jaka Tarub ?”, tanya Nawangwulan dengan nada sedih. “Maafkan aku Nawangwulan”, hanya itu kata kata yang sanggup diucapkan Jaka Tarub. Ia terlihat sangat menyesal. Nawangwulan dapat merasakan betapa Jaka Tarub tidak berdaya di hadapannya. “Sekarang kau harus menanggung akibat perbuatanmu Jaka Tarub”, kata Nawangwulan. “Aku akan kembali ke kayangan karena sesungguhnya aku ini seorang bidadari. Tempatku bukan disini”, lanjutnya. Jaka Tarub tidak menjawab. Ia pasrah akan keputusan Nawangwulan. “Kau harus mengasuh Nawangsih sendiri. Mulai saat ini kita bukan suami istri lagi”, kata Nawangwulan tegas. Ia menyerahkan Nawangsih ke pelukan Jaka Tarub. Anak kecil itu masih tertidur lelap. Ia tidak sadar bahwa sebentar lagi ibunya akan meninggalkan dirinya. “Betapapun salahmu padaku Jaka Tarub, Nawangsih tetaplah anakku. Jika ia ingin bertemu denganku suatu saat nanti, bakarlah batang padi, maka aku akan turun menemuinya”, tutur Nawangwulan sambil menatap wajah Nawangsihbakar”, lanjut Nawangwulan. Airkolam itu sangat jernih, tenang, dan cemerlang bak loyang. Ketika Datuk Sakti sedang duduk beristirahat di bawah sebuah pohon besar, tiba-tiba ia dikejutkan oleh sekumpulan wanita cantik yang terbang turun dari angkasa. Datuk Sakti terperanjat bukan alang kepalang. Datuk Sakti : "Amboi, elok sangat gadis-gadis itu. Legenda Jaka Tarub - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Cerita Rakyat Jaka Tarub Beserta Ulasannya 2021 PosKata Sejarah Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari VERSI LENGKAP Karakter Bidadari-Bidadara Dalam 7 Wonders - Zetizen Cirebon Few Review 7 Wonders Summer Ballads Anglocita Perjalanan Suara Hati Tujuh Bidadari Universitas Multimedia Nusantara JAKA TARUB DAN 7 BIDADARI Tokoh Drama PDF Nama Nama 7 Bidadari Dari Kayangan SELENDANG HILANG !!! Nawang Wulan Tidak Bisa Kembali Ke Khayangan NYI RORO KIDUL - YouTube Tentang Asal-usul Dewi Nawang Wulan Istri Joko Tarub Netizen Word Bidadari dan Telaga Tumatenden Halaman 1 - ![LENGKAP] Kisah Jaka Tarub Dan Tujuh Bidadari - ASAL USUL & SEJARAH] LENGKAP] Kisah Jaka Tarub Dan Tujuh Bidadari - ASAL USUL & SEJARAH Sejarah Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari VERSI LENGKAP Cara Belajar Ilmu Gaib yang Baik dan Benar Turun Bantayan Cerita Kisah Cinta Jaka Tarub dan Dewi Nawang wulan Simbol Perkawinan Jaka Tarub dan Bidadari Nawangwulan - ANTVKLIK Begini Ekspresi Gading Martin Saat Curi Baju Gisella Anastasia - ShowBiz Kisah Tentang Surga dan Godaan 7 Bidadari dalam Teks Hindu - Kisah Cerita Dewi Nawang Wulan - Tayang Senin 4 Maret 2019, ini dia sipnosis sinetron Nyi Roro Kidul Info artis, musik dan Televisi Cerita Legenda Telaga Bidadari dan Ulasan Menariknya 2021 PosKata 7 Bidadari Langit NUR ADZ DZIKRA Kisah Jaka Tarub Dan Tujuh Bidadari - Histori keturunan bidadari dan dewa suryaden Berharap Bertemu Bidadari di Curug 7 Bidadari - Ardian Nugroho √ Cerita Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari Pernikahan Jaka Tarub dan Bidadari Nawang Wulan Ebook Anak Nyi Roro Kidul - Jaka Tarub dan Nawangwulan Legenda Masyarakat Jawa dan Eksistensi Kerajaan Mataram Islam - Belajar Sejarah Jaka Tarub dan Bidadari Nawang Wulan dari Line Webtoon 7 Wonders - Pena Pendidikan Pesona 8 Seleb pemain “Langit 7 Bidadari”, bak 20 Nama Anak Bidadari Surga Dan Artinya Cerita Jaka Tarub dan 7 Bidadari - Dunia Lukisan JAVADESINDO Art Gallery » LUKISAN LEGENDA " 7 BIDADARI DAN JAKA TARUB " DALAM NUANSA ALIRAN BERBEDA FENOMENA ALIH WAHANA KOMIK WEB 7 WONDERS KARYA METALU UPAYA MEMASYARAKATKAN SASTRA LISAN PADA GENERASI PENERUS BANGSA Uci Elly Jaka Tarub Dan 7 Bidadari The Movie by Ipung blank Misteri dan Mitos Air Terjun Sekar Langit, Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari » - Tempat Wisata Indonesia Pariwisata Indonesia Few Review 7 Wonders Summer Ballads Kelompok Siberat Mencinta Museum Kinara-Kinari - MITOLOGI PELANGI Oleh Dwi Klik Santosa PADA MUSIM MANGGASRI atau musim labuh ketiga, suatu ketika Kahyangan Suralaya kejatuhan mulad atau sinar menyilaukan dari angkasa yang berasal Sejarah Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari VERSI LENGKAP Mari Mengintip Tempat Mandi Bidadari Kayangan - YouTube Karakter Bidadari-Bidadara Dalam 7 Wonders - Zetizen Cirebon Cerita Rakyat PDF 72 Nama Bidadari Surga Firdaus dalam Islam - Abiabiz NASKAH DRAMA DAn jaka ngiyub Mari Nikmati Sejuknya Air Terjun Tujuh Bidadari Anglocita Perjalanan Suara Hati Tujuh Bidadari Universitas Multimedia Nusantara Detail Cerita Rakyat Jaka Tarub Dan 7 Bidadari Myanmar Art Dance Art Celestial Berharap Bertemu Bidadari di Curug 7 Bidadari - Ardian Nugroho Penampilan Menawan Sederet Artis Cantik Tanah Air di Teater Langit 7 Bidadari, Siapa Favoritmu? - Halaman all - Saya tahu siapa sebenarnya Nyi Roro Kidul' Cerpen Nawangwulan “Purik” Halaman 3 - Seven Wonders Jaka Tarub Sapa Wisatawan Eco Green Park MalangTIMES Ikut teater Langit 7 Bidadari, tampilan Ariel Tatum bak dewi kahy Jaka Tarub & 7 Bidadari versi Barat KASKUS Nama Nama 7 Bidadari Dari Kayangan Benarkah Dewi Nawang Wulan Berasal dari Khayangan? DOC Cerita Jaka Tarub Silvi Caem - Selendang Terbang Putri Bidadari Ebook Anak FENOMENA ALIH WAHANA KOMIK WEB 7 WONDERS KARYA METALU UPAYA MEMASYARAKATKAN SASTRA LISAN PADA GENERASI PENERUS BANGSA - PDF Download Gratis Kisah Joko Tarub dan 7 Bidadari - Jaka tarub Daftar Nama Dan Biodata Lengkap Pemain Nyi Roro Kidul MNCTV 2019 Tentang Sinopsis Cerita Rakyat Oheo dari Sulawesi Tenggara 2021 PosKata Cerita Jaka Tarub dan 7 Bidadari - Curug 7 Bidadari Sumowono Kabupaten Semarang - Harian Trending Topik Legenda Tujuh Bidadari di Sumber Air Panas Desa Pencong Kabupaten Gowa - Gosulsel Begawan Ciptaning Detail 12 Cerita Rakyat Singkat Jaka Tarub And 7 Bidadari Dalam Bahasa Inggris Cerita Rakyat Dongeng Cerita Kisah Cinta Jaka Tarub dan Bidadari Nawang Wulan - FTV Misteri Ilahi Episode Jaka Tarub Dan 7 Bidadari - YouTube TRANS7 - Nawangwulan seorang bidadari dari kayangan tak bisa kembali keasal nya karena selendangnya hilang. Nawangwulan berucap akan mengabdi siapapun yang menolongnya. Jaka Tarub yang sedang berburu dihutan menolongnya dan kemudian mereka Sejarah Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari VERSI LENGKAP Hidupkan Legenda Jaka Tarub Lewat Langit 7 Bidadari Ketika Sang Arjuna Tergoda 7 Bidadari - Akarasa Srambang Park Dan Legenda Jaka Tarub Cerita rakyat, Legenda, Air terjun √Tantangan Pekan 4 ODOP Batch 7 Jaka Tarub dan 7 Bidadari Milenial Pagelaran Langit 7 Bidadari Angkat Cerita Legenda Jaka Tarub Kisah Legenda Dewi Nawang Wulan dan Jaka Tarub dari Jawa Tengah – The Jombang Taste Kisah Legenda Jaka Tarub dan Bidadari di Srambang Park Ngawi Halaman all - Kahyangan & Bidadari- – Mazagus’s Weblog Kisah Lahilote dan Bidadari Kahyangan - Legenda Gorontalo - Sakolaku Ratu Laut Selatan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lintang Kartika dan Legenda 7 Bidadari di Antariksa - Semua Halaman - Bobo Karakter Bidadari-Bidadara Dalam 7 Wonders - Zetizen Cirebon Petualangan Joko Tarub hadir dalam pentas “Langit 7 Bidadari” - ANTARA News Jaka Tarub Dan 7 Bidadari Indosiar – Belajar Tayang Senin 4 Maret 2019, ini dia sipnosis sinetron Nyi Roro Kidul Info artis, musik dan Televisi Jaka Tarub & Nawang Wulan dan Kisah-Kisah Lainnya - Nuansa Cendekia Begini Ekspresi Gading Martin Saat Curi Baju Gisella Anastasia - ShowBiz Berharap Bertemu Bidadari di Curug 7 Bidadari - Ardian Nugroho Jaka tarub NASKAH DRAMA DAn jaka ngiyub Pleiades Mitologi dan Signifikansinya dalam Budaya Jawa Taman Kayangan Bidadari Pesona 8 Seleb pemain “Langit 7 Bidadari”, bak PUSAT BAHASA Curug 7 Bidadari Sumowono Kabupaten Semarang - Harian Trending Topik Mengenal Koleksi Benda Seni Kenegaraan Bag-1 Kartika Putri Menjadi Bidadari Hingga 23 Agustus Cantiknya Ketujuh Artis Indonesia di Langit 7 Bidadari
Anakkecil jaman sekarang jarang sekali mendengar kisah, atau dongeng yang turun temurun tentang air terjun yang identik sebagai lokasi mandi para bidadari dari kayangan, Dongeng tentang 7 bidadari menjadi sejarah terbentuknya pelangi, meskipun secara sains memang bukan tercipta dari selendang 7 bidadari.
Telaga Tumatenden-Airmadidi, Minahasa Utara, Sulawesi Utara Kisah tentang bidadari yang turun dari kayangan untuk mandi di bumi, tidak hanya ada di tanah Jawa saja, di Airmadidi, Minahasa Utara pun memiliki kisah serupa. Berdasarkan cerita rakyat Kelurahan Airmadidi Bawah, konon lokasi dimana tempat pemandian yang dinamakan Tumatenden ini merupakan lokasi tempat mandi sembilan bidadari yang turun dari kayangan. Menurut cerita, seorang bidadari tak bisa kembali ke kayangan sebab selendang terbangnya hilang dicuri oleh seorang pemuda desa, yang bernama Mamanua yang memergoki sembilan bidadari ini mandi dalam kolam mata air ini. Mamanua, adalah seorang pemuda yang sangat rajin dan ulet dalam mengolah ladangnya. Pada suatu hari ia dikejutkan oleh kedatangan sembilan Bidadari yang sedang mandi. Saat itu pula timbul niatnya untuk mencuri salah satu bayu sayap dari seorang bidadari yang ternyata adalah milik bungsu dari sembilan bidadari, Mamanua membujuk Lumalundung untuk kawin dengannya tapi ada perjanjian kalau tidak boleh satupun dari rambut Lumalundung yang jatuh. Dari hasil perkawinan mereka lahirlah anak yang diberi nama Walang Sendow. Selama menempuh bahtera rumah tangga, keluarga ini tidak mengalami kesulitan apapun, hingga suatu ketika tidak diduga rambut Lumalundung jatuh dan selendang terbangnya ditemukan kembali oleh Lumalungdung. Meski dengan terpaksa dan berat hati, akhirnya ia meningalkan suami dan anaknya dan kembali ke kayangan. Konon Mamanua membuat sembilan pancuran di kolam dekat kebunnya agar Lumalundung tidak terus-menerus dirundung duka ingin bertemu dengan delapan saudaranya. Sembilan pancuran ini diberi nama Tumatenden Peristiwa hilangnya selendang satu bidadari ini ternyata merupakan akhir dari kebiasaan bidadari turun mandi ke Bumi. Mata air tempat mandi para bidadari ini, menurut warga sekitar, meski kemarau panjang, tetap akan mengeluarkan air. Dan dari air inilah pun diyakini warga sekitar, mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Tari Tumatenden Cerita rakyat Tumatenden inipun di apresiasikan dengan sebuah tarian yang dinamakan Tari Tumatenden, yang adalah sebuah nama tari yang diangkat dari cerita rakyat yang berhubungan dengan kisah Lumalundung dan Mamanua. Menurut fungsinya, jenis tari Tumatenden termasuk seni tari pertunjukan/seni hiburan sosial bisa juga dipakai pada upacara perkawinan adat Minahasa. Tari Tumatenden terdiri dari 9 putri dan 1
Tahun60-an atau jauh sebelum itu sarana komunikasi masih sulit, arus informasi masih sangat lambat. Media komunikasi terbatas pada koran yang belum banyak, baik jenis maupun jumlahnya dan radio itupun hanya RRI. Buku juga masih mahal dan terbatas. Alhasil penyebaran informasi lebih banyak dari mulu

Gabung KomunitasYuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru Terpendek Di Dunia Pada suatu hari turun lah bidadari kayangan ke bumi sekedar untuk mandi, , sampai ke sungai Kepeleset lalu jatuh, bidadari pun mati. . TAMAT 24-10-2013 1943 Diubah oleh Pj777 29-10-2013 0024 Kaskus Maniac Posts 5,613 bentar ane lagi mikir ini ane suruh ketawa apa engga? 24-10-2013 1946 Kaskus Addict Posts 2,164 QuoteOriginal Posted By ane lagi mikir ini ane suruh ketawa apa engga? Kayaknya disuruh ketawa gan. 24-10-2013 1955 Kaskus Addict Posts 1,975 QuoteOriginal Posted By ane lagi mikir ini ane suruh ketawa apa engga? ane sob back to topic Turunnya tinggi dari kayangan tapi ga kenapa, pas di sungainya kepleset 24-10-2013 1959 udah serius mau baca,, dasar upil hiu.. 24-10-2013 2000 TS lagi stress ga punya duit buat jajan di TL kasian 24-10-2013 2002 Kaskus Addict Posts 1,166 haruskah saya ? kliataannya gak perlu deh 24-10-2013 2006 Kaskus Addict Posts 1,707 QuoteOriginal Posted By devitajahhâ–șudah serius mau baca,, dasar upil hiu.. Hiu bisa upilan gan Lucu bgt agan ini 24-10-2013 2007 Kaskus Donator Posts 1,374 ya ellah gan... Posted by yuyusc4emand i'm not a ROBOT 24-10-2013 2008 Aktivis Kaskus Posts 573 anjing , kentang ya gan 24-10-2013 2008 QuoteOriginal Posted By ane lagi mikir ini ane suruh ketawa apa engga? Sama gan.. Ane bingung mo apa. Plus 1 aja di trit gaje 24-10-2013 2010 QuoteOriginal Posted By ane lagi mikir ini ane suruh ketawa apa engga? sumpeh gan, ,ane gak suruh agan Ketawa 24-10-2013 2014 Aktivis Kaskus Posts 566 QuoteOriginal Posted By Pj777â–șPada suatu hari turun lah bidadari kayangan ke bumi sekedar untuk mandi, , sampai ke sungai Kepeleset lalu jatuh, bidadari pun mati. . TAMAT ahahahah si agan TS pun mulai lapar ahahhaha tobat gih gan jangan ngehayal mulu hahaha 24-10-2013 2028 QuoteOriginal Posted By fahamdpâ–ș Hiu bisa upilan gan Lucu bgt agan ini Ane emosi gann emosiiiiiiiiii..... 24-10-2013 2126 ahhahaha ... agan ngelucu .. 27-10-2013 1132 Kaskus Addict Posts 2,058 nganu gan sak jane arep ngguyu tapi nganu gan 27-10-2013 1133 terus gue harus bilang wow ga gan? 27-10-2013 1148 Kaskus Addict Posts 2,546 Gak ada laine apa gan...kalo mau belajar ada tempat belajar bikin thread gan 10-11-2013 0410 Saya prihatin 15-11-2013 1806

Daripercakapan mereka, Jaka Tarub tahu kalau tujuh orang gadis itu adalah bidadari yang turun dari kayangan. "Apakah ini arti mimpiku waktu itu?" Pikirnya dengan hati yang sangat senang. Jaka Tarub melihat tumpukan pakaian bidadari di atas sebuah batu besar. Semua pakaian itu memiliki warna yang berbeda-beda. Kisah legenda asal Jawa Tengah ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Jaka Tarub yang sakti hingga suatu hari ia bertemu dengan 7 bidadari cantik yang sedang mandi di sebuah telaga. Namun, pada akhirnya pertemuan Jaka Tarub dan para bidadari cantik ini tidak berakhir baik. Baca selengkapnya di sini, ya!Pada zaman dahulu, seorang pemuda yang bernama Jaka Tarub tinggal bersama ibunya yang bernama Mbok Milah. Sedangkan ayah Jaka Tarub, sudah lama meninggal. Jaka Tarub dan Mbok Milah memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan bertani di di suatu malam, Jaka Tarub bermimpi bertemu dan menikah dengan seorang perempuan yang sangat cantik, bahkan seperti seorang bidadari. Saat Jaka Tarub terbangun, ia tersenyum karena ia merasa senang dengan mimpinya semalam. Hingga di siang hari, Jaka Tarub masih memikirkan mimpi indahnya itu. Jaka Tarub duduk di halaman rumahnya sambil termenung Milah pun merasa bingung dengan apa yang sedang dipikirkan anaknya ini, “Apa yang sedang ada di pikiranmu, nak?” Tanya Mbok Milah penasaran. Namun, Jaka Tarub masih termenung dan seperti tidak mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh ibunya itu. Mbok Milah pun berpikir mungkin Jaka Tarub sedang memikirkan seorang perempuan dan ingin menikah. Akhirnya, Mbok Milah berniat untuk mencarikan Jaka Tarub seorang istri dari hari itu juga, saat Mbok Milah sedang berada di sawahnya, Pak Ranu, pemilik sawah sebelah menghampirinya. Pak Ranu bertanya apakah Jaka Tarub sudah menikah atau setidaknya sudah memiliki rencana untuk menikah. Mbok Milah pun berkata tidak ada, ia pun juga merasa sedikit bingung mengapa Pak Ranu menanyakan hal itu padanya. Ternyata, Pak Ranu berniat untuk menjodohkan Jaka Tarub dengan anak perempuannya, Milah terkejut dan senang di saat yang bersamaan, karena anak Pak Ranu adalah gadis yang baik hari dan lemah lembut, tapi sebelum ia menerima tawaran Pak Ranu, Mbok Milah merasa ia harus bertanya dan memastikannya dulu pada anaknya. Pak Ranu pun memahami pertimbangan Mbok Milah di rumah, Mbok Milah berniat untuk langsung menanyakan hal tadi pada anaknya. Namun, ia mengurungkan niatnya karena ia takut anaknya tersinggung atau ternyata Jaka Tarub sudah memiliki calon, hanya saja belum memperkenalkannya. Akhirnya, Mbok Milah menunda melontarkan pertanyaan itu hingga berhari-hari kemudian, hingga ia pun Tarub adalah seorang pemuda yang senang dan handal berburu seperti ayahnya dahulu. Lalu, pada suatu pagi ia memutuskan untuk pergi berburu, bukan ke sawah. Jaka Tarub pun mempersiapkan segala macam peralatan berburu yang ia butuhkan; busur, panah, pisau, dan pedang. Setelah ia siap, ia pamit izin pergi pada ibunya. Setelah Jaka Tarub pergi, Mbok Milah masuk kembali ke kamarnya untuk beristirahat karena ia tiba-tiba merasa hutan, Jaka Tarub berhasil memanah seekor menjangan. Hatinya merasa senang dan puas karena menjangan ini bisa ia masak bersama ibunya selama beberapa hari ke depan. Saat ia sedang jalan pulang, tiba-tiba ada seekor macan tutul yang menghampirinya. Jaka Tarub pun panik dan ia melepaskan menjangan yang ada di panggulnya agar ia bisa melarikan diri dengan cepat. Macan tutul itu pun langsung memakan menjangan hasil buruan Jaka Jaka Tarub merasa kesal dan merasa harinya sangat sial karena sekarang ia akan pulan dengan tangan kosong. “Pertanda apa ini, ya,” gumam Jaka Tarub sambil terduduk lemas. Jaka Tarub pun berjalan kembali pulang ke rumah dengan rasa lapar karena ia tidak menemukan hewan buruan apa pun juga di sepajang perjalanan. Ia juga tidak membawa bekal apa pun karena ia tidak mengira ia akan menghabiskan waktu yang cukup lama di hutan hari Jaka Tarub sudah memasuki daerah desanya, ia melihat banyak warga yang berjalan tergesa-gesa menuju arah yang sama dengannya. Semakin ia mendekati rumahnya, semakin banyak warga yang berkumpul. Hati Jaka Tarub pun semakin bingung, ia tidak tahu apa yang terjadi. Saat ia memasuki rumahnya, Pak Ranu dan banyak orang yang menepuk pundaknya untuk mengatakan ia harus bersabar dan menerima ibu Jaka Tarub telah meninggal dunia. Mbok Milah sudah berbaring kaku di ruang tengah rumah mereka tidak tersadarkan diri. Jaka Tarub pun lemas dan tangisannya mengisi ruangan. Jaka Tarub hanya bisa termenung melihat tubuh ibunya. Pak Ranu pun bercerita bahwa yang menemukan ibunya meninggal pertama adalah istrinya. Namun, Jaka Tarub sangat sedih hingga ia tidak menghiraukan ucapan Pak ibunya dikebumikan dan semua orang sudah pulang, ia merasa sangat kesepian, karena kini ia hanya tinggal sendirian. Jaka Tarub juga merasa bersalah karena ia belum memenuhi keinginan ibunya, yaitu melihat anaknya menikah dan menggendong hari-hari selanjutnya, Jaka Tarub menghabiskan waktunya dengan berburu dan membagikan hasil buruannya pada warga. Hanya dengan berburu Jaka Tarub bisa melupakan kesedihannya sejenak. Hingga pada suatu pagi, saat ia sedang berburu di Hutan Wanawasa ia merasa bosan karena ia tidak mendapatka hewan apa pun. Karena merasa haus dan lelah, ia pun pergi ke arah telaga yang disebut dengan Telaga Toyawening. Saat ia hampir sampai, ia mendengar suara beberapa wanita yang sedang berbicang sambil tertawa kecil, tapi ia berpikir mungkin ini semua hanya khayalannya saja. Lagi pula, tidak ada perempuan yang bermain di hutan, kan?Namun, suaranya semakin jelas dan semakin kencang saat Jaka Tarub mendekati telaga. Ternyata, ada tujuh orang gadis cantik yang sedang mandi di telaga itu. Jaka Tarub tekejut bukan main dan jantungnya berdegum sangat kencang. Jaka Tarub memperhatikan satu per satu gadis di telaga itu. Semuanya berparas sangat cantik. Dari percakapan mereka, Jaka Tarub tahu kalau tujuh orang gadis itu adalah bidadari yang turun dari kayangan. “Apakah ini arti mimpiku waktu itu?” Pikirnya dengan hati yang sangat Tarub melihat tumpukan pakaian bidadari di atas sebuah batu besar. Semua pakaian itu memiliki warna yang berbeda-beda. Jaka Tarub pun berpikir jika ia mengambil salah satu pakaian ini, ia tidak akan bisa kembali ke kayangan. Akhirnya, ia diam-diam mengambil salah satu pakaian yang berwarna mendekati terbenamnya matahari, para bidadari ini ingin kembali ke kayangan. Namun, salah satu bidadari tidak bisa menemukan pakaiannya. Keenam bidadari yang lain mencoba membantu mencari pakaiannya tapi tidak juga berhasil. Dari kejadian ini, Jaka Tarub mendengar bahwa bidadari yang bajunya ia ambil bernama Nawangwulan. Nawangwulan menangis panik karena tanpa pakaian dan selendangnya, ia tidak akan bisa kembali ke kayangan. Dengan terpaksa, para bidadari yang lain harus pergi meninggalkan Nawangwulan karena hari akan semakin kelihatan putus asa. Tiba-tiba tanpa sadar, ia berucap “Barangsiapa yang bisa memberiku pakaian akan, aku jadikan saudara bila ia perempuan, tapi bila ia laki-laki, akan aku jadikan suamiku,” Jaka Tarub pun buru-buru pulang untuk menyembunyikan pakaian Nawangwulan dan membawa baju mendiang ibunya untuk dipinjamkan pada Jaka sampai kembali ke telaga, Jaka Tarub pun menghampiri Nawangwulan dan memberikannya pakaian. Setelah Nawangwulan berpakaian, ia memenuhi janji yang sudah ia ucap, ia akan menikahi Jaka Tarub. Pernikahan mereka pun berlangsung lama dan mereka dikaruniai seorang anak yang mereka namakan menikah, Jaka Tarub akhirnya bisa menemukan kebahagiaannya kembali, tapi ada satu hal yang masih mengganjal di pikirannya. Ia merasa heran mengapa padi di lumbung mereka tidak berkurang walau dimasak setiap hari. Bahkan, panen yang diperoleh secara teratur membuat lumbung mereka hampir tidak muat di suatu pagi saat Nawangwulan ingin pergi mencuci ke sungai, ia menitipkan anaknya pada Jaka Tarub. Ia juga mengingatkan suaminya agar tidak membuka tutup kukusan nasi yang sedang ia masak. Karena terasa sudah lama, Jaka Tarub ingin melihat apakah nasi itu sudah matang—ia pun membukanya dan lupa dengan pesan Nawangwulan. Betapa terkejutnya Jaka Tarub demi melihat isi kukusan itu. Nawangwulan hanya memasak setangkai padi. Ia langsung teringat akan persediaan padi mereka yang semakin lama semakin banyak. Terjawab sudah pertanyaannya selama Nawangwulan sampai ke rumah, ia melihat suaminya dengan amarah karena suaminya telah melupakan titipannya. “Hilang sudah kesaktianku untuk mengubah setangkai padi menjadi sebakul nasi,” ucap Nawangwulan. Mulai saat itu Nawangwulan harus menumbuk nasi untuk dimasak dan suaminya harus menyediakan lesung hari itu, persediaan padi mereka semakin lama semakin menipis. Bahkan sekarang padi itu sudah tinggal tersisa di dasar lumbung. Seperti biasa, di pagi selanjutnya, Nawangwulan ke lumbung yang terletak di halaman belakang untuk mengambil padi. Ketika sedang menarik batang batang padi yang tersisa sedikit itu, Nawangwulan merasa tangannya memegang sesuatu yang lembut. Karena penasaran, Nawangwulan terus menarik benda itu. Wajah Nawangwulan seketika pucat karena terkejut melihat benda yang baru saja berhasil diraihnya adalah baju bidadari dan selendangnya yang berwarna merasa kecewa dan marah pada Jaka Tarub karena ia merasa sudah ditipu selamam ini. Saat ia bertemu Jaka Tarub ia memutuskan untuk kembali ke kayangan dan meninggalkan suami dan anaknya. Namun, Nawangwulan tidak akan melupakan anaknya, jika Nawangsih ingin bertemu ibunya, Jaka Tarub harus membakar batang padi dan diletakkan di dekat Nawangsih. Tentunya, dengan syarat Jaka Tarub tidak boleh ada di Tarub hanya bisa meratapi ini semua. Ia tahu bahwa ini semua adalah salahnya dan ia harus menanggung segala akibatnya.

28/ 08 / 2015 Kalau kamu sering membaca-baca beragam dongeng zaman dulu, pasti kamu bakalan sering menemukan cerita tentang bidadari yang memiliki paras cantik yang turun ke bumi dari kayangan. Dalam bahasa Sansekerta, bidadari bisa berarti Vidhyadhari yang berarti sejuta cerita. Dari sinilah kemudian cerita tentang bidadari bermula.

Tajuk Bidadari Bidadari Surga Penulis Tere Liye Penerbit Republika Tahun terbit April 2017 Cetakan XXVI Jumlah muka surat 363 Selepas membaca novel Rindu, saya mula meminati penulisan Tere Liye. Mula mencari-cari senarai novel yang telah dihasilkan beliau. Sehingga tahap menghantar e-mail ke Gramedia syarikat kedai buku ternama di Indonesia bagi mendapatkan novel-novel Tere Liye! Kebetulan sekali, tak lama kemudian suami ada urusan di Makassar, Indonesia. Saya minta suami belikan 4 buah novel Tere Liye siap beri gambar novel-novel tersebut bagi memudahkan pencarian. Beberapa hari di sana, suami hantar gambar novel-novel yang dah dibeli untuk saya. Sembilan buah! Bukan empat. Alhamdulillah....teramatlah sukaaaaa! 😍 Bidadari Bidadari Surga...novel Tere Liye yang kedua saya baca. Ia sebenarnya novel ke-12 beliau. Lagi 11 tu saya belum ada dan belum pernah baca termasuk 'Hafalan Shalat Delisa'. Novel ini telah diterbitkan buat pertama kali pada tahun 2008. Sebuah novel kekeluargaan yang sarat dengan cinta tanpa syarat dan suka duka kehidupan. Novel yang penuh dengan motivasi dan semangat juang. Sesuai untuk semua golongan pembaca. SINOPSIS Mengisahkan kehidupan keluarga di Lembah Lahambay, Laisa seorang kakak sulung kepada tiga adik lelaki Dalimunte, Ikanuri & Wibisana dan seorang adik perempuan Yashinta. Biarpun sebenarnya adik-adik itu bukanlah saudara kandungnya, dengan cinta tanpa syarat Laisa menumpahkan seluruh kasih sayang dan pengorbanan buat adik-adiknya. Laisa seorang yang bersemangat tinggi dan sentiasa berusaha demi memastikan adik-adiknya mendapat pendidikan dan menjalani hidup yang jauh lebih baik. Sehingga satu detik, Laisa sanggup mempertaruhkan nyawanya di hadapan tiga ekor harimau Gunung Kendeng demi menyelamatkan Ikanuri dan Wibisana. Laisa tak pernah berkecil hati biarpun sebelumnya Ikanuri telah menghina rupa fizikalnya yang jauh berbeza dengan adik-adiknya Laisa berkulit hitam, bertubuh pendek. Baginya, dia harus sentiasa kuat jiwa dan sentiasa melindungi adik-adiknya. Dalam soal pendidikan, Laisa dan ibu mereka - Mamak Lainuri sangat tegas dan garang. Mamak Lainuri dan Laisa berusaha keras demi menampung persekolahan dan kehidupan mereka sekeluarga. Laisa juga seorang yang sentiasa menyokong dan percaya terhadap usaha baik adik-adiknya. Ini dapat dilihat ketika Dalimunte mengemukakan idea membina kincir air bagi mengairi ladang-ladang penduduk kampung tiada sistem pengairan ketika itu, penduduk kampung hanya bergantung kepada air hujan. Tiada penduduk kampung yang menerima dan yakin idea tersebut, tetapi Laisa menjadi orang pertama yang percaya dan seterusnya menyokong idea adiknya. Laisa seorang yang kuat pergantungan pada Allah. Ini dapat dilihat saat dia diuji dengan jodoh yang tak kunjung tiba. Kerana kasih, adik-adiknya turut menolak untuk berkahwin namun pada akhirnya semua berkahwin atas desakan Laisa, pada umur sedikit lewat. Pengakhiran novel ini sangat menyentuh rasa. Perkahwinan terakhir, pada detik-detik akhir hayat Laisa. Juga epilog yang disertakan oleh penulis, sangat membekas di hati. PETIKAN NOVEL "Ah, Allah sudah amat baik dengan memberikan kalian, adik-adik yang hebat. Keluarga kita. Perkebunan ini. Kakak sungguh sudah merasa cukup dengan semua ini...." Kak Laisa menghela nafas, terdiam lagi. "Apakah Kakak tetap menginginkan menikah? Tentu saja, Dali. Namun jika perjodohan itu harus datang, Kakak tidak ingin proses itu justru mengganggu kebahagiaan yang telah ada. Bukan karena sebutan istri kedua itu, Dali. Bukan pula karena cemas apa yang akan dipikirkan tetangga. Tetapi Kakak tidak mau pernikahan itu mengganggu kebahagiaan yang telah ada...." - Novel Bidadari Bidadari Surga yang diangkat sebagai novel 'BEST SELLER' juga telah di bawa ke layar filem pada tahun 2012. ~ Jika dulu, tak pernah terfikir nak baca novel Indonesia. Tapi sekarang, dah jadi pengumpul koleksi novel Andrea Hirata dan Tere Liye! Hehehe... ~ 91JreA. 49 56 436 331 160 309 64 16 178

dongeng bidadari turun dari kayangan