Oleh Antika Rahmawati Mahasiswi STMIK Muhamadiyah Matraman Jakarta & Aktifis Dakwah MuslimahTimes — Siapa kaum muslim yang tak kenal dengan kota Istanbul, Turkey yang kini menjadi IbuKota Turki saat ini? Tentu kaum muslim juga paham mengapa kota itu dinamakan Istanbul? Bila kita kembali melihat sejarah, sebelumnya kota tersebut adalah Kota Heraklius. Kota tersebut terkenal dengan jumlah gereja yang mana jumlah nya lebih banyak daripada jumlah hari dalam setahun. Dan kota itu mempunyai tembok yang amat sulit untuk dihancurkan, selain tembok tersebut mempunyai tiga lapis yang ketebalan nya kurang lebih masing-masing lapisan mempunyai ketebalan yang dibilang sangat tebal. Konstantinopel juga merupakan kota yang dikelilingi oleh laut, dan lautnya pun sulit dilewati kapal-kapal manapun karena didalam laut dekat teluk Golden Horn sehingga kapal yang akan melewati teluk Golden Horn akan karam. Konstantinopel dulunya merupakan Ibu Kota Imperium Laut. Dan kota itu masih dikuasai oleh Byzantiun yang terkenal dengan pasukan lautnya yang kuat pada masanya. Saat itu penaklukan demi penaklukan dilakukan oleh pejuang-pejuang muslim sebelum Sultan Muhamad Al-Fatih. Bahkan sampai pada ayahnya sendiri Sultan Murad II gagal menaklukan kota tersebut. Lima abad yang lalu sebelum adanya masa kekhalifahan, Rasulallah tengah mempersiapkan parit untuk perang ahzab, ketika itu Rasulallah ditanya oleh salah seorang dari sahabat kemudia beliau mengeluarkan hadits sebagai berikut “Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata, Saat kami dengan menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullah SAW menjawab, Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel. HR Ahmad. Mendengar bisyarah itu sahabat yang tadi bertanya terasa senang mendengarnya tapi berbeda dengan yahudi, mendengar sabda Rasul seperti itu mereka mentertawakan karena menganggap itu hanya mimpi belaka. Setelah Perang ahzab selesai, Rasulallah Shalallahu’alaihiwasallam mengeluarkan kembali hadist tentang penaklukan Konstantinopel “Sungguh, Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik peminpin, dan pasukan yang menaklukan adalah sebaik-baik pasukan.” Ahmad. Salah satu sahabat yang ingin sekali mewujudkan bisyarah beliau pertama kali adalah Abu Ayyub Al-Anshori. Beliau gugur karena saat itu tengah sakit parah dan makam nya ditempatkan persis di depan pintu benteng Konstantinopel. Kemudian pada masa Turki Utsmani banyak juga yang ingin menaklukan tembok kokoh nan indah itu. Namun, karena persiapan mereka yang kurang mantap dalam mengahadapi serangan dari pasukan Konstantin, maka mereka pun gagal. Sampai akhirnya seorang pemuda dengan keyakinan yang mantap ingin meneruskan perjuangan ayahnya yaitu menaklukan Tembok kokoh itu Konstantinopel. Bukan hanya itu sejak kecil sudah dididik dengan ajaran-ajaran islam oleh kedua gurunya, meyakinkan bahwa ia adalah orang yang dimaksud dalam bisyaroh Rasulallah. Mehmed kecil mampu menghafal Al-qur’an pada usia 8 tahun karena pernah mendapat pukulan keras dari sang guru. Kemudian pada usia 12 tahun beliau sudah menjadi sultan, namun, pada saat itu pemikirannya belum cukup matang untuk mengatur strategi penaklukan Konstantinopel. Lalu ketika ia semakin beranjak dewasa, Mehmed II mencoba untuk mengatur strategi dan menyiapkan pasukan agar menjadi sebaik-baik pasukan seperti yang dikabarkan oleh Rasulallah. Dengan bimbingan kedua Syaikhnya, ia diminta untuk melakukan ibadah dan menjauhkan diri dari maksiat, bukan hanya itu Mehmed juga memeriksa siapa saja pasukan yang berkhianat dan mengeluarkan pasukan yang berkhianat tersebut. Dalam persiapan untuk menaklukan Konstantinopel, sebuah benteng di selat Bosporus didaratan Eropa. Sebelumnya, buyut Mehmed II, Sultan Beyazid dalam usaha penaklukan Konstantinopel juga pernah membuat sebuah benteng di selat Bosporusdi dartan Asia, benteng diberi nama Anadolu Hisari benteng Anatolia/Asia kecil, 1393M. Sedangkan yang dibangun Sultan Mehmed II diberi nama Rumeli Hisari. Uniknya dari Benteng yang dibuat oleh Mehmed II berbentuk lafadz Muhammad, Manusia mulia yang beliau idolakan semasa kecil. Pada saat itu, kaisar Byzantium yang mengetahui ada benteng yang dibangun oleh Sultan Mehmed II itu mengirimkan utusan untuk menyampaikan surat pada Sultan Mehmed II yang menyatakan bahwa dia telah lancang membangun benteng di selat Bosporus tanpa izin seperti mendiang buyutnya Sultan Beyazid. Namun balasan dari Sultan Mehmed II begitu mengejutkan, ia mengatakan bahwa sultan yang sekarang berbeda dengan sultan yang dahulu. – Muhammad Al-Fatih 1453, Ustadz Felix Siauw Sebelum melakukan penyerangan, ia melakukan negosiasi terlebih dahulu dengan menawarkan Kaisar Byzantium untuk menyerahkan Konstantinopel Secara Damai, jika mereka bersedia maka tidak akan dilakukan peperangan dan sebaliknya. Namun, Kaisar Byzantium tetap menginginkan peperangan, karena menurutnya lebih baik berperang daripada harus menyerahkan Konstantinopel begitu saja. Dalam satu malam, Sultan Mehmed II dapat menyusun strategi pengepungan dengan meminta pertolongan kepada allah untuk meminta Konstantinopel itu jatuh kepada kaum muslim, dan mendirikan sebuah pemerintahan yang berdasarkan hukum Allah. Namun pada pengepungan pertama itu gagal karena banyaknya pasukan Utsmani yang syahid, maka Sultan Mehmed II mengehentikan penyerangan tersebut karena ia menyadari senjata yang digunakan belum cukup canggih untuk menghancurkan tembok Konstantinopel. Kemudian, Sultan Mehmed II atau Muhammad Al-Fatih memikirkan cara lain untuk melakukan pengepungan kedua di awal tahun 1453, pada saat itu sang Sultan meminta kepada Allah agar ia diberi petunjuk bagaimana cara mengepung dan menghancurkan tembok Konstantinopel itu. Keesokan harinya, datanglah seorang ahli pembuat senjata meriam berkebangsaan Hungaria bernama Orban yang semula ditahan di Kota Konstantin selama 1 tahun karena menawarkan pembuatan meriam namun tak kunjung diperintahkan oleh kaisar Byzantium untuk membuatnya karena tidak ada uang untuk membayar biaya pembuatan meriam tersebut. Namun, ia memutuskan untuk menawarkan hal yang sama pada Sultan Mehmed II, dan Sultan Mehmed II menyanggupi permintaan Orban namun, ia meminta agar ukuran peluru meriamnya itu dibuat 4 kali lipat besarnya untuk bisa menembak dalam jarak 1,6 Kilometer. Kemudian dibuatlah meriam tersebut dengan ukuran yang melebihi meriam pada umumnya, ukuran bervariasi dengan rata-rata 4,2 meter. Sayangnya, dipengepungan ini kemenangan belum berpihak kepada Utsmani, pasalnya, meriam-meriam raksasa itu ketika ditembakan hanya mempunyai daya tembak 3 jam sekali. Maka dalam waktu 3 jam itu tembok berhasil di perbaiki oleh lawan. Dan pada detik-detik terakhir penyerangannyapun banyak sekali menglami kerugian, banyak pasukan Utsmani yang syahid karena dipanah dan dibakar akibat mereka memanjat tembok saat penyerangan. Belum lagi persediaan logistik yang semakin menipis, disitulah diam-diam wazirnya Halil Pasha yang ternyata sudah di suap oleh Kaum Byzantium untuk menyuruh sang Sultan berhenti menyerang Konstantinopel. Tetapi, saat Halil Pasha menyalahkan dan sebagian pasukan banyak yang berkhianat dan memilih mundur, Zaganos Pasha masih membela sang Sultan dan ia mengobarkan kembali semangat para pasukan Utsmani yang masih bertahan. Akhirnya diputuskan tanggal 21 April disepakati, kapal-kapal dari Selat Bosporus akan dipindahkan ke Teluk Golden Horn melalui Bukit Galata, karena jika melewati langsung ke Selat Bosporus, maka kapal mereka akan tenggelam. Dan saat itu, pemandangan mengerikan yang mampu membuat nyali sang lawan menjadi ciut, karena mereka tak menyangka bahwa Sultan Utsmani yang mereka remehkan selama ini mampu menjadikan gunung-gunung menjadi pengganti ombak dilautan yang menggerakan kapal-kapal mereka menuju Teluk Golden Horn. Dan pemimpin dari Byzantium itu mengatakan, Konstantinopel telah berakhir. Tanggal 27 Mei 1453 Sultan Mehmed II telah mengerahkan inovasi perang yang tidak pernah ada sebelumnya. Ia telah menyiapkan meriam-meriam raksasa dan menara-menara kayu yang tinggi tembok untuk melakukan penyerangan setelah ia memindahkan kapal-kapalnya melalui Bukit. Tanggal 28 Mei 1453 sang Sultan memperintahkan pasukannya untuk berpuasa dan menghindari maksiat kepada Allah. Selain itu, ulama-ulama membacakan ayat-ayat Qur’an dan hadits-hadits kemuliaan penaklukan kota Konstantinopel. –Sejarah Penaklukan Konstantinopel 2020 Tanggal 29 Mei 1453 seluruh kaum muslim melaksanakan Sholat Jumat yang dipimpin oleh Sultan Muhammad II Mehmed II, ia berkhutbah dengan khutbahnya yang terkenal ”Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulallah telah menjadi kenyataan, dan salah satu mukjizatnya kelak akan terbukti. Maka kita akan mendapat sebagian daripada janji hadits ini yaitu kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikan kepada setiap pasukan, kemenangan besar akan kita capai akan menambah ketinggian dan kemuliaan islam. Untuk menjaga agar syari’at Islam selalu didepan mata dia, dan janganlah sampai satupun melanggar syari’at Allah yang mulia. Jangan mengganggu orang-orang yang tak berdaya, jangan ganggu para wanita, jangan ganggu orang-orang yang bersembunyi dalam gereja, jangan mengganggu mereka semua kalau kita berhasil menaklukan kota ini.” – Sejarah Penaklukan Konstantinopel 2020. Sungguh betapa bijaksananya khutbah beliau sehingga saat kota itu takluk, sang Sultan masuk lewat pintu gerbang Konstantinopel, seraya mengucap kalimah thayyibah dan melakukan sujud Syukur atas semua pertolongan Allah atas penaklukan Konstantinopel tersebut. Dan mereka dibebaskan untuk menganut agama mereka serta Sang Sultan meminta agar Gereja Hagya Sofia dijadikan masjid. Dan sebelum Ashar Gereja sudah selesai dibersihkan dari berhala-berhala didalamnya, dan adzan dikumandangkan saat itu hingga saat ini adzan masih berkumandang di Istanbul sana. Dari situlah Sultan Mehmed atau Muhammad II diberi gelar Al-fatih yang berarti sang penakluk. Satu kota lagi yang belum ditaklukan karena saat ingin menaklukan kota tersebut Muhammad Al-Fatih mengidap penyakit yang telah lama menggerogoti tubuhnya hingga akhirnya beliau wafat. Kini, masih ada bisyarah Rasulallah yang perlu kita songsong yakni tegaknya Khilafah dan Penaklukan Roma. Maka, jangan pernah berputus asa ketika berdakwah, karena kita tidak mungkin menyaksikan tegaknya Khilafah dengan tangan hampa tidak melakukan kontribusi apapun tetapi dengan cara berdakwah, menyatukan seluruh pemikiran umat agar mereka kembali memahami Syari’at-Nya. Yakin, seterjal apapun jalan dakwah ini, semata-mata untuk menguji keimanan kita semata sebagai seorang pengemban dakwah. Kemarin, adalah peringatan penaklukan Konstantinopel yang pernah takluk pada bulan Jumadil Ula, sebagai pengingat bahwa masih ada tugas besar menanti kita menggantikan perjuangan orang-orang sebelumnya dimasa kekhilafahan islam.
Sehari jelang 'Fathu Al-Qustantiniyyah' sebuah refleksi Penaklukkan Konstantinopel oleh seorang anak muda yang kemudian merubah putaran roda sejarah dan tentunya dilandasi inspirasi Rabbani lewat pembenaran dan keyakinan akan pesan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam 800 tahun sebelumnya.
JAKARTA— Konstantinopel ditaklukkan pada akhir Mei 1453 oleh Sultan Ottoman Mehmed II. Sebagai pengakuan atas kemenangannya, penguasa berusia 21 tahun itu kemudian dikenal sebagai Mehmed Sang Penakluk. Penaklukan itu mengakhiri Kekaisaran Bizantium Kekaisaran Romawi Timur yang berusia tahun, dan mengakhiri Abad Pertengahan. Kemudian menjadikan Istanbul sebagai ibu kota baru Kekaisaran Ottoman yang membanggakan. Dilansir dari laman 5Pillars, pada Selasa 21/2/2023 pada abad ke-15 Konstantinopel adalah salah satu kota terpenting di dunia, melewati Eropa, dan Asia, serta vital bagi perdagangan dunia. Ottoman telah menaklukkan wilayah Eropa dan Asia yang signifikan. Akan tetapi perlu menaklukkan Konstantinopel untuk menghilangkan penghalang yang mengganggu di belakang mereka dan mendorong lebih jauh ke Eropa. Kota itu juga menawarkan perlindungan kepada para penantang kepemimpinan Utsmaniyah, terutama kerabat penguasa Utsmaniyah yang tidak puas. Bahkan, banyak dari mereka yang melancarkan serangan dari sana. Konstantinopel juga terkenal sebagai tempat kekayaan besar dengan banyak peluang untuk barang rampasan. Orang-orang Kristen juga terpecah di antara mereka sendiri sehingga tidak ada bantuan yang datang dari Eropa sampai semuanya terlambat. Kemudian Tentara Bizantium berjumlah sekitar orang sedangkan Mehmed memimpin pasukan yang jauh lebih besar sekitar 60 ribu orang. Kemajuan teknologi juga mengubah keseimbangan kekuatan, kanon. Seorang pembuat meriam Hungaria memasok Utsmani dengan 'supergun' untuk menyerang tembok kota yang diseret 140 mil dari Edirne ke Konstantinopel. Itu bisa menembakkan meriam lebih dari satu mil dan membuat suara yang mengerikan. Tetapi Mehmed juga mengerti bahwa untuk merebut Konstantinopel dia harus mengelilingi kota dari laut ataupun dari darat. Jadi dia mengumpulkan armada pemblokiran sekitar 140 kapal. Jadi pada pekan ketiga dari tujuh pekan pengepungan, Mehmed hanya memerintahkan armadanya untuk diangkat dan dibawa ke darat serta dijatuhkan kembali ke air di belakang perisai pertahanan. Sekarang dia bisa menyerang dari darat dan laut. Di sisi darat, kerugian Utsmaniyah sangat berat karena tembok-tembok gagal untuk menyerah. Tetapi ketika selama beberapa pekan berlalu, supergun mulai mengerahkan korbannya dan setelah tujuh pekan serangan terakhir disiapkan. Penabuh genderang dan peniup terompet, serta supergun yang meledak, menciptakan suara yang akan menandai serangan terakhir pada 29 Mei 1453. Gelombang demi gelombang pasukan sultan menyerang tembok yang telah dilunakkan oleh supergun. Tembok akhirnya dilanggar dan Konstantinus serta ribuan tentara Kristen terbunuh. Sementara itu, Hagia Sophia pada waktu itu adalah bangunan terbesar di dunia, kemegahan Susunan Kristen dan kedudukan Gereja Ortodoks Timur. Dan salah satu tindakan pertama Mehmed adalah memerintahkan agar itu diubah menjadi masjid, meskipun dia membiarkan gereja lain tidak tersentuh. Kekaisaran Romawi akhirnya berakhir setelah tahun sejarah. Itu adalah pukulan militer dan psikologis yang sangat besar bagi dunia Kristen. Adapun Ottoman, mereka sekarang memiliki ibu kota di persimpangan dua benua, dari mana mereka dapat mengkonsolidasikan dan terus menyebarkan domain mereka. Baca juga Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW Dan Mehmed II akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pahlawan besar Islam, mengamankan pemerintahan Muslim dan memperluasnya selama berabad-abad. Pada 569 yang lalu nubuat Nabi Muhammad SAW terpenuhi, Konstantinopel Istanbul modern ditaklukkan kaum Muslim. Rasulullah SAW dilaporkan telah mengatakan Dari Abdullah bin Bisyr Al Ghonawi, dia berkata Bapakku telah menceritakan kepadaku Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ “Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.“ HR Ahmad
Salahsatu contoh Hadis yang terbukti kebenarannya ialah peristiwa tentang penaklukkan Konstantinopel pada tahun 1443 H. Sultan Mehmed ll, pemuda umur 23 tahun yang menaklukkannya. Kota yang dipimpin oleh kekaisaran Byzantium yang berkuasa selama 11 abad lamanya, terkenal paling aman dan indah di dunia pada zamannya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Konstantinopel merupakan salah satu negara terkuat saat itu, 1100 tahun kaum muslimin berusaha menaklukkannya sejak keluar dari bibir rasululllah Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [ Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Dari Abu Qubail berkata Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu Konstantinopel.HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim. Adz-Dzahabi sepakat dengan al-Hakim. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata Hadits ini hasan sanadnya. Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. Lihat al-Silsilah al-Shahihah 1/3, MS Ada dua kota yang disebut dalam nubuwwat nabi di hadits tersebut; 1. Konstantinopel Kota yang hari ini dikenal dengan nama Istambul, Turki. Dulunya berada di bawah kekuasaan Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks. Tahun 857 H / 1453 M, kota dengan Benteng legendaris tak tertembus akhirnya runtuh di tangan Sultan Muhammad al-Fatih. 2. Rumiyah Dalam kitab Mu’jam al-Buldan dijelaskan bahwa Rumiyah yang dimaksud adalah ibukota Italia hari ini, yaitu Roma. Para ulama termasuk Syekh al-Albani pun menukil pendapat ini dalam kitabnya al-Silsilah al-Ahadits al-Shahihah. Benteng Konstaninopel sudah berusaha di taklukaan sejak 1100 tahun sebelumnya mulai dari zaid bin muawiyah- sultan murad 2. Akhirnya konstantinopel di taklukkan setelah pengepungan 50 hari lebih pada 1453 M. pelajaran apa yang bisa kita petik dari muhammad al fatih? 1 Muhammad Al Fatih merupakan pemuda berusia kurang dari 21 tahun saat penaklukkan. 2 Pemuda yang sangat percaya dengan bisyaroh rasulullah bahwa sebaik-baik pemimpin ialah yang memimpin penaklukan konstantinopel dan roma 3 Pemuda yang melayakkan dirinya setiap harinya di siang hari meningkatkan kapasitasnya dan di malam hari bertaqarub terus dengan ilahi. 4 Dia mengumpulkan pasukan-pasukan terbaik di masa itu ,yaitu pasukan inkisariyah 5 Dia menguasai geopolitik dengan mendirikan 2 benteng di sekitar konstantinopel sehingga memutus logistik konstantinopel dari eropa. 6Al Fatih mempersiapannya dengan membangun benteng sepanjang 30 ribu km2 dalam waktu kurang dari 4 bulan. ini yang membedakan orang serius dengan yang tidak serius. 7menyiapkan meriam raksasa yang terbesar di masa itu. dia kerahkan hal-hal yang baru di masa itu dengan membariskan 250 ribu pasukan 2x lipat jumlah pasukan alexander agung 8al fatih mengerahkan segala cara, sisi darat dan laut 9 memindahkan 70 kapal melewati bukit dalam waktu SEMALAM. HAL FENOMENAL dan menjadi horor bagi penduduk konstantinopel. 10mendirikan menara-menara bergerak 11 membangun terowongan-terowong yang menggetarkan penduduk konstantinopel al fatih di bimbang langsung dengan gurunya , Ustad Syamsudin , sehingga saaat penaklukan konstantinopel , al fatih satu-satunya orang yang tidak pernah meninggalkan sholat tahajud, tidak pernah masbuq sholat berjamaah, tidak pernah meninggalkan sholat dhuha. iya satu-satunya.. pelajaran berharga buat kita semua adalah modal keimanan/ketakwaan tidak cukup untuk menaklukkan dunia ini, namun juga menguasai hal- hal yang teknis secara expert, sangat serius untuk mempersiapkan hal itu semua. muhammad al fatih menguasai 7 bahasa, hafal peta semua kerajaan-kerajaan di eropa beserta sejarah mereka semua, belajar siroh nabawiyah dan sejarah-sejarah generasi shahabat dan generasi selanjutnya, mengumpulkan pasukan terbaik pasukan elit inkisariyah , melatih keimanan pasukannya. jadi, tingkatkan iman anda sekuatnya dan tingkatkan juga kompetensi anda secara teknis apapun itu profesi anda. sumber , presentasi felixsiauw di muslim entrepreneur forum by hizbut tahrir ,Gedung Semsco Pancoran Jakarta, 26 januari 2012, tweet felixsiauw di twitter . Lihat Humaniora Selengkapnya
Tidakada yang pernah menduga bahwa penakluk roma dan khalifah akhir zaman yang sesuai manhaj nubuwwah adalah generasi kita,atau anak cucu kita ,bahkan mungkin dari dalam rumah kita. "Penaklukan pertama ( Konstantinopel) telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-'Utsmani.
Jazirah Arab. Sebuah peradaban yang tak pernah menjadi perhatian serius para penakluk dunia akibat kondisinya yang gersang, panas, dan jauh dari sumber kehidupan. Alexander the Great sekedar melewatinya, adapun Romawi dan Persia – dua kekuatan besar saat itu – tak berusaha memperebutkannya. Di tengah-tengah peradaban inilah, Islam muncul. Nabinya, Rasulullah Muhammad, berhasil melepaskan pengikutnya dari masa-masa jahiliyah dan memberi keyakinan pada mereka bahwa Islam, adalah agama universal yang tidak hanya untuk bangsa Arab, namun juga wajib disebarkan kepada seluruh manusia. Visi global inilah yang menjadikan mereka dengan penuh percaya diri bertanya kepada Rasulullah, Berkata Abdullah bin Amru bin Ash, “Bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah untuk menulis, lalu Rasulullah ditanya tentang kota manakah yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Maka Rasulullah menjawab, Kota Heraklius terlebih dahulu’, yakni Konstantinopel” HR. Ahmad Peristiwa ini sejatinya mengindikasikan banyak hal. Pertama kaum muslimin dengan negaranya yang masih baru, saat itu ternyata turut memahami konstelasi politik global. Mereka pun sadar betul, bahwa pembebasan Romawi sebagai adidaya saat itu, adalah pencapaian luar biasa bagi dakwah Islam. Rasulullah yang memberi jawaban dengan menyebut langsung nama Heraklius juga bukan jawaban sembarangan. Di masa itu, Heraklius sangat terkenal sebagai pemimpin kharismatik yang tak hanya mampu menjaga Konstantinopel dari serangan bangsa Avar dan Persia, namun juga mengembalikan salib suci ke Yerusalem. Artinya, Rasulullah sangat memahami bergaining position umat Islam dan Romawi. Dan kaum muslimin yang mendengar jawaban itu, tentu juga memahami posisi mereka. Kedua di tengah situasi yang masih rentan atas serangan kafir Quraisy, orang-orang Yahudi, dan berbagai aliansinya, kaum muslimin tidak menanyakan apakah Romawi mungkin takluk di tangan umat Islam atau tidak. Tapi sejak awal, secara to the point mereka langsung menanyakan, “kota manakah yang akan dibebaskan terlebih dahulu”. Artinya, kaum muslimin betul-betul percaya bahwa dakwah Islam kelak tidak hanya mampu mencapai Romawi, namun pasti akan menaklukannya! Saat itu, Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai ibukotanya memang menjadi primadona. Kaisar Constantine selaku founding father Konstantinopel bahkan sejak awal memahami kepentingan strategis dari kota yang kelak dijuluki sebagai “The New Rome”. Sebagai kota niaga, Konstantinopel menjelma menjadi pusat ekonomi dunia yang mengendalikan rute antara Asia dan Eropa, serta pelayaran dari Laut Mediterania ke Laut Hitam. Karenanya, ia adalah kunci atas dua dunia dan dua lautan, yang juga dikelilingi oleh air sebagai pertahanan alami dan tentu saja, tembok benteng nan tebal yang menjulang tinggi. Namun, Konstantinopel tak hanya tentang kemewahan kota dan kelihaian pertahanannya, tapi juga perpaduan yang pas antara kemegahan peradaban Yunani dengan agama Kristen yang ditetapkan sebagai agama resmi kekaisaran di masa Theodosius Agung k. 379-395 M. Semua ini semakin lengkap dengan berdirinya Hagia Sophia, yang ditahbiskan sebagai katedral terbesar dan termewah di dunia pada masanya. Dengan berbagai keistimewaan itu, tak heran jika panglima yang mampu membebaskan Konstantinopel digelari Rasulullah sebagai “sebaik-baik pemimpin” dengan pasukannya adalah “sebaik-baik pasukan”. Maka, tak berlebihan jika pembebasan Konstantinopel adalah perkara mustahil bagi umat Islam zaman itu. Bagaimanapun, mereka hanyalah kekuatan yang baru lahir dan bahkan masih bersusah payah menghadapi aliansi Quraisy yang mengepung mereka. Jangankan teknologi kapal dan militer laut yang mampu mengepung Konstantinopel, strategi parit pun baru mereka kenal. Namun, begitulah cara Rasulullah menanamkan cita-cita besar pada umatnya. Bermodal keyakinan bahwa bisyarah nabi pasti terjadi, maka umat Islam berlomba-lomba meningkatkan kapasitas mereka. Umat sadar betul, bahwa dibutuhkan kelayakan agar Konstantinopel menjadi kota yang tidak hanya ditaklukan, tapi juga dibebaskan oleh keagungan Islam. Sebagaimana siklus peradaban yang sudah-sudah, runtuhnya peradaban Romawi itu tak hanya akibat melemahnya kondisi internal mereka, namun juga diiringi oleh menguatnya peradaban penggantinya – Khilafah. Dari generasi ke generasi, umat Islam terus melakukan evaluasi hingga mampu membebaskan berbagai wilayah di sekitar Konstantinopel dan mengepungnya. Pembebasan ini nyatanya tak hanya menjadi tanda kebangkitan dan pembuka jalan atas ekspansi besar-besaran dakwah Islam di Eropa, namun juga simbol atas jatuhnya pusat kekristenan Orotodoks. Berbicara mengenai pusat kekristenan, maka pertanyaan para sahabat saat itu tentang Roma sebenarnya adalah perkara menarik. Walau Roma sebelumnya pernah menjadi pusat kekaisaran Romawi, namun di masa Rasulullah, Roma telah runtuh dan hanya menjadi cabang kekuatan Romawi Timur di Italia. Jadi, meski mereka tunduk pada Sri Paus sebagai penguasanya, namun secara administratif Roma berada di bawah kekuasaan Romawi Timur dengan Kaisarnya. Siapa sangka, kondisi hari ini berbalik. Dengan Konstantinopel yang telah berubah menjadi Istanbul, maka tersisalah Roma yang menjelma sebagai pusat kekristenan terbesar dunia dengan miliar jemaat Katoliknya. Agama dengan pengikut terbesar dunia yang meliputi hampir seperempat populasi bumi. Jika pembebasan Konstantinopel menyimbolkan tunduknya pusat kekristenan Ortodoks, maka dapat dibayangkan. Apa yang akan terjadi jika Roma betul-betul dibebaskan umat Islam?[] Sumber dan Rekomendasi Bacaan Felix Y. Siauw. 2011. Muhammad Al-Fatih 1453. Khilafah Press Jakarta. Firas Alkhateeb. 2016. Lost Islamic History. Penerbit Zahira Jakarta. John Freely. 2019. Istanbul Kota Kekaisaran. Pustaka Alfabet Tangerang Selatan.
Pendidikanini dilaksanakan sejak dini, dan khusus dipersiapkan untuk penaklukan Konstantinopel. Dengan persiapan yang matang, dan strategi-strategi peperangan yang jitu, prosesi penakhlukan konstantinopel pun berlangsung sejak tanggal 6 April 1453. Salah satu ide dari peperangan yang dipimpin oleh Al Fatih, yang kemudian menjadi jalan untuk
loading...Sultan Muhammad Al-Fatih. Foto/Ilustrasi/Ist SULTAN Muhammad Al-Fatih telah menjadi jawaban dari bisyarah Rasulullah SAW yang tertera pada hadis nya. “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam . Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” HR Ahmad bin Hanval Al Musnad. Baca Juga Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, menjelaskan sesungguhnya, penaklukan Konstantinopel tidak dimulai dari nol. la merupakan hasil akumulatif perjuangan kaum muslimin selama berabad-abad, sejak awal masa berkembangnya Islam. Hal itu didorong oleh kabar gembira yang pernah diucapkan Rasulullah, sebagaimana hadis tersebut. Perhatian untuk kembali menaklukkan Konstantinopel semakin kuat bersamaan dengan munculnya pemerintahan Bani Utsmani. Baca Juga Kalau diperhatikan, ternyata para Sultan Bani Utsman termasuk para pemimpin yang memiliki pemahaman fikih yang sangat kuat tentang perlunya menyediakan segala faktor-faktor yang dibutuhkan, untuk mencapai tujuan. Muhammad Al-Fatih sendiri termasuk Sultan yang sangat getol menempuh jalan itu dalam perjalanan jihadnya. Dia sangat tekun berusaha menjalankan firman Allah yang berbunyiوَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang" Al-Anfal 60 Baca Juga Muhammad Al-Fatih memahami ayat ini, bahwa masalah kemenangan dalam agama ini membutuhkan segala bentuk kekuatan yang beragam. Dia telah mampu menjabarkan makna ayat ini secara aplikatif dalam jihadnya yang diberkahi. Maka dia segera mempersiapkan sebuah pasukan dalam jumlah besar untuk mengepung Kota Konstantinopel. Pada saat itu, tidak ada satu jenis senjata pun yang tidak dia pergunakan. Dari meriam, pasukan berkuda, hingga pasukan saja semua ini membutuhkan kekayaan besar. Dengan sendirinya Sultan sudah memikirkan dari arah mana saja dia akan mendapatkan kekayaaan untuk membiayai perang yang tentu sangat mahal itu. Untuk membuat meriam, peluru, kapal, panah, membeli kuda, membeli minyak, kayu-kayu dll. Semua itu membutuhkan kekayaan tidak kecil. Dapat disimpulkan, penaklukan Konstantinopel tak akan pernah terwujud, jika Khilafah Turki Utsmani yang mengepung Kota Konstantinopel dipimpin oleh Muhammad Al-Fatih, telah menyiapkan persiapan ruhani yang mantap. Mereka belajar di bawah naungan pendidikan yang sangat menekankan makna iman dan takwa sikap amanah, serta melaksanakan risalah. Mereka terdidik dalam makna-makna akidah yang benar. Baca Juga Mereka dibimbing oleh para ulama yang ikhlas. Mereka telah menjadikan Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya sebagai manhaj dalam mendidik individu-individu. Para ulama itu mendidik mereka dengan hal-hal berikutPertama, bahwa Allah itu adalah Tunggal dan tidak memiliki sekutu apa pun. Dia tidak pernah mengambil sahabat wanita, tidak memiliki anak. Dia lepas dari semua sifat kekurangan dan memiliki sifat bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Pengatur segala urusan sebagaimana لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ”Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah” Al-A’raaf 54Ketiga, bahwa sesungguhnya Allah adalah sumber semua kenikmatan dalam wujud ini, baik njkmat kecil atau besar, yang tampak atau بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
SetelahPerang ahzab selesai, Rasulallah Shalallahu'alaihiwasallam mengeluarkan kembali hadist tentang penaklukan Konstantinopel "Sungguh, Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik peminpin, dan pasukan yang menaklukan adalah sebaik-baik pasukan." (H.R. Ahmad).
JAKARTA - Sebelum keruntuhannya, Turki Ustmaniyah telah menorehkan cacatan emas peradaban Islam. Salah satu catatan emas itu adalah penaklukan Konstantinopel yang kini bernama Istanbul. Puluhan upaya telah dilakukan umat Islam untuk merebut kota ini. Mengapa konstantinopel demikian istimewa? Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata, Saat kami dengan menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullah SAW menjawab, Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel. HR Ahmad Dalam sebuah kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda, Konstantinopel benar-benar akan ditaklukkan. Sebaik-baik amir khalifah adalah amir khalifah yang memimpin penaklukkannya dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukkannya.” HR Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim. Dalam dua hadis di atas, Rasulullah SAW telah memprediksi bahwa umat Islam akan merebut Kota Konstantinopel. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith Al-Nabawi, Konstantinopel adalah ibu kota Kerajaan Bizantium Romawi Timur. Kota itu dibangun oleh Kaisar Konstantin yang Agung,” ungkap Dr Syauqi. Setelah membangun kota itu, Kaisar Konstantin pindah dari Roma, ibu kota Romawi Barat. Menurut Dr Sayuqi, kota itu dibangun dekat Selat Bosporus yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Marmara. Kota itu terkenal dengan kekokohan tembok kotanya sehingga sangat sulit untuk ditaklukkan. Sekarang kota itu bernama Istanbul,” tutur pakar hadis itu. Prediksi Rasulullah SAW mengenai kejatuhan Konstantinopel ke tangan kaum Muslimin itu akhirnya benar-benar terbukti. Kamis, 26 Rabiul Awal 857 H/ 6 April 1453 M, pasukan tentara Muslim di bawah komando Sultan Muhammad II tiba di ibu kota negara adikuasa bernama Bizantium. Sultan pun berkirim surat kepada penguasa Bizantium yang berisi ajakan untuk masuk Islam atau menyerahkan Konstantinopel secara damai. Perang menjadi pilihan terakhir. Namun, penguasa kota itu Constantine Paleologus menolak seruan dakwah dan berkukuh tak mau menyerahkan Konstantinopel ke tangan Umat Islam. Paleologus lebih memilih jalan perang. Pasukan tentara Bizantium dibantu Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovanni Giustiniani dari Genoa, siap menghadapi meriam-meriam tercanggih dan 130 ribu tentara Muslim. Lantaran tawarannya ditolak, Sultan ketujuh dari Kerajaan Turki Usmani itu pun mulai mengobarkan semangat jihad.
wLGNr. 65 153 265 313 134 403 14 148 327
hadits penaklukan konstantinopel dan roma