Untukmenentukan posisi kapal dari waktu ke waktu. Cara ini sangat baik dan memungkinkan pada cuaca baik, tetapi jika cuaca buruk atau kapal berlayar menyusuri sungai dan pantai maka posisi tambol tetap pada transmit, agar dapat mendeteksi situasi keliling. 4. Brilliance atau video control yaitu untuk mengatur gambar agar lebih jelas
Baringan silang dan baringan geseran merupakan salah satu contoh jenis baringan yang dapat digunakan dalam menentukan posisi kapal. Seperti yang kita ketahui bahwa ada banyak jenis baringan yang dapat digunakan dalam menentukan posisi kapal di laut, seperti metode baringan snellius dan baringan istimewa baringan khusus yang sudah dibahas dalam artikel sebelumnya. Sehingga pada kesempatan ini kita hanya akan membahas tentang baringan silang, baringan geseran dan baringan silang dengan Baringan SilangBaringan silang adalah penentuan posisi kapal dengan menggunakan dua buah benda darat seperti mercu suar, tanjung atau puncak gunung, dengan cari mengambil sudut baringan dari kedua benda darat tersebut dengan menggunakan Azimut sircle. Pengambilan sudut baringan dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan guna untuk mendapatkan posisi kapal yang tiga hal yang harus diperhatikan sebagai syarat dalam baringan silang yaitu Benda baringan harus lebih dari satuSelisi antara kedua garis baringan lebih besar dari 30°kedua benda tersebut terdapat dalam petaBila kedua syarat tersebut di atas tidak terpenuhi maka kita tidak bisa menentukan posisi kapal dengan menggunakan baringan ini, atau ketika terdapat dua buah suar namun memiliki selisih garis baringan yang kurang dari 30° maka posisi kapal yang kita dapatkan tidak akurat. Sehingga hal ini akan berdampak buruk bagi keamanan navigasi baringan silang posisi kapal dapat ditentukan dengan membaring kedua benda baringan, sehingga kedua garis baringan dari benda baring tersebut akan saling memotong pada satu titik. Perpotongan garis baringan 1 dan garis baringan 2 tersebut adalah posisi Soal Baringan SilangSoalSebuah kapal berlayar dengan haluan sejati 150° pada jam jaga tersebut perwira kapal membaring sebuah benda darat suar A dengan baringan pedoman 005°, pada saat yang sama juga membaring suar B dengan baringan pedoman 070°. Jika nilai deviasi adalah 2° Timur dan variasi 3° Timur, maka tentukan dan gambarkan posisi kapal HS = 150°V = 3° TD = 2° TBP1 = 005°BP2 = 070°PenyelesaianS = V + D = 3° + 2° = 5°BS1 = BP1 + S = 005° + 5° = 010°BS2 = BP2 + S = 070° + 5° = 075°Gambar Baringan SilangUntuk mendapatkan posisi kapal maka harus dilukiskan pada peta berdasarkan data yang diperoleh pada soal tersebut di atas. Berikut ini di bawah adalah gambar baringan silang dari pada soal di menggambar baringan ini, untuk mendapatkan posisi kapal adalah sebagai haluan sejati kapal. Tentukan baringan sejati ke dua benda yang dibaring. bila yang diketahui pada soal adalah baringan pedoman maka ubah baringan pedoaman ke dalam baringan sejati dengan menggunakan rumus, seperti yang dijelaskan dalam artikel sebelumnya tentang rumus menghitung haluan sejati garis baringan sejati pertama BS1 dan Baringan sejati kedua BS2Perpotongan kedua garis baringan tersebut adalah posisi Baringan GeseranBaringan geseran adalah penentuan posisi kapal dengan hanya menggunakan satu buah benda darat suar, tanjung, gunung. Jadi ketika anda sedang di laut namun yang terlihat hanya ada satu benda darat yang bisa anda gunakan sebagai patokan dalam penentuan posisi kapal, maka cara yang dapat anda gunakan adalah penentuan posisi dengan baringan geseran. Namun sebelum anda membaring benda atau suar tersebut, pastikan bahwa benda itu terdapat dalam peta laut yang anda sedang baringan geseran posisi kapal adalah perpotongan antara garis baringan kedua dengan garis geseran dari garis baringan pertama. Untuk dapat memahami dengan jelas simak contoh soal berikut Soal Baringan GeseranSoal Sebuah kapal berlayar dengan kecepatan 12 knot pada haluan sejati 310°. Di sebelah kanan haluan kapal tersebut terlihat sebuah suar yaitu suar A. Pada jam suar tersebut dibaring oleh perwira jaga dengan baringan pedoman 352°, pada jam suar tersebut kembali dibaring dengan baringan pedoman 072°. Jika diketahui salah tunjuk sembir adalah 3°, maka tentukanlah posisi kapal HS = 310°Speed = 12'BP1 = 352°BP2 = 072°S = 3°T = 30 menitPenyelesaian BS1 = BP1 + S = 352° + 3° = 355°BS2 = BP1 + S = 072° + 3° = 075°Jarak geser = T/60 x Speed = 30/60 x 12 = 6 milGambar Baringan GeseranUntuk mendapatkan posisi kapal pada soal di atas maka harus digambarkan seperti pada gambar di bawah Silang dengan Baringan GeseranMetode ini adalah penentuan posisi kapal dengan cara menggabungkan baringan silang dan baringan geseran, atau dengan kata lain perpaduan antara baringan silang dan baringan bagaimana cara penentuan posisi kapal dengan metode ini, simak penjelasan contoh soal berikut metode ini menggunakan dua buah benda baringan, namun pada saat pengambilan baringan ke dua, benda baring pertama tidak bisa lagi dibaring karena adanya kendala, sehingga untuk bisa menentukan posisi kapal maka garis baringan pertama digeser sejauh jarak tempu kapal sejak pengambilan baringan pertama. Perpotongan antara garis geseran baringan pertama dengan garis baringan kedua adalah posisi kapal berlayar dengan haluan sejati 125°, pada jam membaring suar A di kiri haluan dan diperoleh baringan sejati 030°. Pada jam kapal tersebut membaring suar B dan diperoleh baringan sejati 060°. Jika diketahui kecepatan kapal 14 knot, maka tentukan posisi kapal pada saat mengambil baringan HS = 125°BS1 = 030°BS2 = 060°Speed = 14'T = 30 menitPenyelesaian Jarak geser = T/60 x 14 = 7 mil
在Intui 以 481 EUR 的价格从 Pelabuhan Kapal Pesiar HaminaKotka 预订到 posisi。行程时间为 127 分钟。 Menentukan Bandara, Pelabuhan, stasiun, hotel.
Menghitung dan menentukan tempat tiba kapal Contoh 1. Kapal bertolak dari posisi dari posisi 12°34,0´S / 118°27,0´T dengan HS = 238° dan jauh = 436 mil Diminta Tempat tiba kapal a Secara Ltm b Secara Lbt Jawab a HS = 238° = S 58° B Lt. = 231,0 S argument daftar I / X Jauh Jauh = 436 mil Simp. = 369,7 B argument daftar I / X Jauh / Bu X Tempat tolak = 12°34,0´S / 118°27,0´T Lt./Bu = 03°51,0´S + / 006°21,9´B - Tempat tiba = 16°25,0´S / 112°05,1´T Ltm = Ltt + ½ Lt = 12°34,0´S + 01°55,5´S = 14°29,5´ Bu = simp. X Log 369,7 = 2,56785 Log sec. 14°29,5´ = 10, 01404 – 10 + Log Bu = 2,58189 nilai di INV Log Bu = 381,85 B dibagi 60 = 6°21,9´B b HS = 238° = S 58° B Lt. = 231,0 S argument daftar I Jauh = 436 mil Tempat tolak = 12°34,0´S / 118°27,0´T Lt./Bu = 03°51,0´S + / 006°21,9´B - Tempat tiba = 16°25,0´S / 112°05,1´T Lbt 1 = 12°34,0´S = 760,12 S argument daftar XVII Lbt 2 = 16°25,0´S = 998,76 S - argument daftar XVII Lbt = 238,64 S Bu = Lbt + Log. 238,64 S = 2,37774 Log. Tg. 58° = 10,20421 – 10 + daftar VIII Log. Bu = 2,58195 nilai di INV Log Bu = 381,9 B dibagi 60, inv °´˝ = 6°21,9´B 2. Kapal berlayar dari posisi 12°38,0´S / 004°52,0´B dengan HS = 056° sejauh 384 mil Diminta Tempat tiba kapal a Secara Ltm b Secara Lbt 3. Kapal berlayar dari posisi 43°28,4´U / 162°46,7´T dengan HS 114° sejauh 982 mil, Diminta Tempat tiba kapal a Secara Ltm b Secara Lbt 4. Kapal berlayar dari posisi A menuju ke posisi B dengan HS = 312° sejauh 984 mil, kemudian dari B menuju ke posisi C dengan HS = 270°sejauh 1200 mil. Posisi A 12°36,4´S / 148°12,8´B Diminta posisi B dan C ? Jawab a A B =˃ HS = 312° = U 48° B Lt = X Jauh / argument daftar I Jauh = 984 mil = 658,4´ U Simp = X Jauh / argument daftar I = 731,2´ B Tempat tolak = 12°36,4´S / 148°12,8´B Lt / Bu = 10°58,4´U - / 012°16,9´B + Tempat tiba = 01°38,0´S / 160°29,7´B Ltm = Ltt + ½ Lt = 12°36,4´S + 05°29,2´U = 07°07,2´S Bu = Simp X Sec Ltm Log. 731,2´ B = 2,86404 07°07,2´S = 10,00336 – 10 + Log. Bu = 2,86740 Bu = 736,9´ B dibagi 60, inv °´˝ Bu = 12°16,9´B b B C =˃ Hs = 270° =˃ Lt = 00°00,0´ Jauh = 1200 mil simp. = 1200´B Tempat tolak = 01°38,0´S / 160°29,7´B Lt / Bu = 00°00,0´ / 020°00,5´B + Tempat tiba = 01°38,0´S / 179°29,8´B Ltm = Ltt + ½ Lt = 01°38,0´S + 00°00,0´ = 01°38,0´S Bu = Simp X Sec Ltm = 3,07918 01°38,0´S = 10,00018 - 10 + Log. Bu = 3,07936 Bu = 1200,5´B dibagi 60, inv °´˝ = 20°00,5´B
Padapenetuan posisi kapal dengan memakai benda baringan benda kadang timbulsegitiga kesalahan yang cukup besar di peta, hal ini disebabkan karena: 1. Kekeliruan mengenal benda. 2. Kekeliruan waktu melukis baringan. 3. Tidak tepat pada waktu membaring. 4.
Menghitungdan menentukan tempat tiba kapal. 1. Kapal bertolak dari posisi dari posisi 12°34,0´S / 118°27,0´T dengan HS = 238° dan jauh = 436 mil. ∆Bu = simp. X sec.Ltm. 2. Kapal berlayar dari posisi 12°38,0´S / 004°52,0´B dengan HS = 056° sejauh 384 mil. 3.
Bendabenda darat yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kapal : - Tanjung - Gunung Benda-benda laut : - Pelampung-pelampung yang dikenal. B. Dengan bantuan benda-benda angkasa : - Matahari - Bulan - Bintang - Planet. C. Dengan alat-alat elektronik.
Jikakita sudah mengetahui kedudukan (Posisi kapal) kita, maka kita memiliki titik tolak terpecaya untuk berbagai bagian kebijakan navigasi yaitu: Penentuan posisi kapal banyak ragam dan cara tapi yg kita mau bahas disini ada 3 point yaitu: Penetuan posisi kapal baringan dgn jarak menggunakan radar; Penentuan posisi kapal baringan dgn
U1Xn. 329 424 234 410 286 163 247 417 44

cara mencari posisi kapal